Vaksin Saja Tidak Serta Merta Mengakhiri Pandemi COVID-19!

Peningkatan Lemak di Area Perut Ketika Menopause Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung
September 21, 2021
Pengaruh Jangka Panjang dari Pola Makan Saat Balita
September 23, 2021
Peningkatan Lemak di Area Perut Ketika Menopause Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung
September 21, 2021
Pengaruh Jangka Panjang dari Pola Makan Saat Balita
September 23, 2021

Sejak awal 2021, akhirnya vaksin Covid-19 yang telah dinantikan mulai diberikan kepada masyarakat. Per 16 Maret 2021, vaksin Covid-19 Dosis 1 telah disuntikkan sebanyak 4.468.951 orang yang meliputi Tenaga Kesehatan, Petugas Publik, serta Lansia. Namun, meskipun ketersediaan vaksin semakin tinggi dan semakin banyak orang yang sudah divaksin, menurut dua ahli penyakit menular Georgetown University Medical Center, hal ini belum tentu menjadi akhir dari Pandemi Covid-19.

Menurut Angela Rasmussen, PhD dan Saskia Popescu, PhD dalam publikasinya di jurnal Science yang berjudul “SARS-CoV-2 Transmission without Symptoms”, kunci dari mengakhiri pandemi ini adalah dengan menghindari semaksimal mungkin transmisi atau penyebaran virus yang terjadi secara asimptomatik (tanpa gejala) dan pre-simptomatik (gejala minim).

“Kita tidak bisa hanya bergantung pada vaksin saja untuk mengontrol pandemi”, kata Rasmussen. “Vaksin memang dapat melindungi kita dari penyakit (re: disease, COVID-19), tetapi kita belum tau seberapa efektif vaksin dapat melindungi kita dari transmisi virus”

Artinya, memang vaksin dapat menghindarkan kita dari terkena gejala penyakit COVID-19 seperti demam tinggi, diare, kehilangan indera penciuman dan pengecapan, dan lain-lain. Namun, virus Corona tetap bisa hinggap ke satu tubuh dan berpindah ke tubuh lainnya meskipun sudah mendapatkan vaksin.

Memang, berdasarkan perspektif Biologis, sebenarnya vaksin yang dapat melindungi dari penyakit juga kemungkinan dapat melindungi dari infeksi dan transmisi. Namun lanjut Rasmussen, sebagaimana halnya vaksin tidak memiliki efikasi atau keampuhan 100% terhadap COVID-19, vaksin yang sama juga kemungkinan tidak memiliki kemampuan 100% melindungi dan menghindari transmisi.

Ditambah lagi, meskipun ketersediaan vaksin semakin meningkat terutama di Amerika Serikat, belum tentu ketersediaan yang sama dimiliki oleh negara-negara lainnya.

“Transmisi asimptomatik dan pre-simptomatik menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan masyarakat dan upaya mitigasi pencegahan infeksi” menurut Popescu. Hal inilah yang menurutnya perlu dipantau selagi kita memasuki fase baru dalam pandemi COVID-19 dan pengurangan jumlah kasus karena vaksinasi.

Rasmussen dan Popescu menyimpulkan bahwa hingga implementasi pengawasan terhadap penyebaran COVID-19 dan tindakan epidemiologis dilakukan secara matang, pandemi ini belum dapat dimusnahkan sepenuhnya.

Untuk itu, meskipun kita sudah divaksin dan sudah banyak yang mendapatkan vaksin, jangan lupa tetap pakai masker dan jaga jarak, ya!

 

Sumber:

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5495856/update-vaksinasi-covid-19-sudah-4468951-suntikan-dosis-1-per-16-maret

https://scitechdaily.com/experts-warn-vaccines-alone-may-not-be-enough-to-end-covid-19-pandemic/

Comments are closed.