Vaksin Saja Tidak Serta Merta Mengakhiri Pandemi COVID-19!
September 22, 2021Temuan Baru: Stimulasi Elektrik Dapat Mempercepat Penyembuhan Luka
September 28, 2021Saat kita masih balita, seringkali kita mengonsumsi banyak makanan atau minuman yang mengandung gula berlebih seperti permen dan cokelat, serta makanan dengan lemak berlebih seperti burger, ayam goreng crispy, dan beragam makanan fast food lainnya. Ternyata, menurut studi UC Riverside, pola makan ini dapat mengubah mikrobioma seumur hidup, bahkan meskipun selanjutnya menjalankan pola makan yang lebih sehat.
Mikrobioma adalah seluruh bakteria, termasuk fungi, parasite, dan virus yang hidup di dalam tubuh manusia maupun hewan. Umumnya, mikroorganisme ini ada di usus dan berperan baik untuk menstimulasi sistem imun, mengurai makanan, serta menyerap vitamin-vitamin. Dalam tubuh yang sehat, ada keseimbangan antara organisme yang baik dan buruk. Namun, bila keseimbangannya terganggu entah karena penggunaan antibiotik, sakit, atau pun pola makan tak sehat, tubuh dapat lebih rentan pada penyakit.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Experimental Biology ini mengungkap bahwa ada penurunan signifikan secara jumlah dan keragaman bakteri di usus seekor tikus dewasa yang diberi makan dengan pola tidak sehat saat kecilnya. Studi ini dilakukan dengan membagi tikus-tikus ke empat kelompok dengan pola makan dan perlakuan yang berbeda-beda berdasarkan pola makan sehat dan tidak sehat, serta akses pada alat olahraga dan tanpa akses. Setelah tiga minggu, seluruh tikus diberikan pola makan standar dan tanpa olahraga, seperti umumnya cara tikus disimpan di lab.
Setelah 14 hari, jumlah dan keragaman bakterinya dihitung. Ternyata, jumlah bakteri seperti Muribaculum intestinale yang terkait dengan metabolisme karbohidrat berkurang signifikan pada kelompok tikus pola makan tidak sehat. Selain itu, diketahui bahwa jumlah bakteri di usus tergantung pada jumlah olahraga yang dilakukan. Tikus yang berolahraga di running wheel memiliki jumlah bakteri Muribaculum yang lebih tinggi, sedangkan tikus dengan pola makan tidak sehat jumlahnya sedikit baik berolahraga ataupun tidak.
Secara umum, peneliti menemukan bahwa pola makan tidak sehat pada masa-masa awal hidup memiliki dampak jangka panjang pada Mikrobioma, bahkan lebih berdampak dibanding jumlah olahraga pada masa awal hidup. Menurut Theodore Garland dari UC Riverside, meskipun studi dilakukan pada tikus, namun dampak yang diamati setara pada anak-anak yang memiliki pola makan tidak sehat, terutama tinggi lemak dan gula seperti pola makan Western. Jumlah mikrobioma usus bahkan terus terdampak hingga enam tahun setelah memasuki masa pubertas.
Ke depannya, Garland dan tim berencana mengulang penelitian dengan tambahan waktu pengambilan sampel untuk melihat kapan perubahan pada Mikrobioma pertama kali muncul.
Pada akhirnya, menurut Garland, kita bukan hanya terbentuk dari apa yang kita makan saat ini, tapi juga apa yang kita makan saat masih kecil!
Sumber: https://www.sciencedaily.com/releases/2021/02/210203090458.htm