
3 Cara Mudah Kurangi Konsumsi Sodium
October 19, 2020
Masker Medan Listrik Lemah Bisa Matikan Virus!
March 29, 2021Perlahan tapi pasti, aktivitas di seluruh dunia sudah mulai bergerak kembali dengan menjalankan protocol kesehatan secara ketat. Dari mewajibkan penggunaan masker, fasilitas mencuci tangan atau hand sanitizer yang tersedia dimana-mana, hingga menjaga jarak minimal dua meter atau yang sering dikenal juga dengan istilah physical distancing.
Beragam cara seperti memberi penanda di lantai, meja makan restoran, serta mengurangi jumlah tempat duduk yang disediakan dilakukan untuk menjaga physical distancing. Namun, dua studi pada 2020 yang meneliti penyebaran droplet pembawa partikel virus dari saluran pernafasan (termasuk COVID-19) di udara menunjukkan bahwa ternyata menjaga jarak dua meter saja tidak selamanya cukup.
Sebuah tim dari National Institute of Health (NIH) di Maryland, Amerika Serikat menemukan bahwa ketika seseorang berbicara dengan lantang, terdapat ribuan droplet yang dihasilkan setiap detiknya dan droplet ini dapat bertahan di udara sebuah ruangan tertutup hingga 14 menit. Selain itu, dengan pemodelan komputasi, sebuah tim dari University of Nicosia, Siprus menunjukkan bahwa batuk di ruang terbuka dengan hembusan angin pelan dapat membawa droplet hingga jarak enam meter.
Studi NIH menganalisis droplet yang muncul ketika seseorang sedang berbicara melalui pemberkasan sinar laser. Partikel yang keluar ketika berinteraksi dengan laser akan memunculkan cahaya yang kemudian direkam dan diteliti. Droplet yang dihasilkan sendiri berbeda dengan droplet hasil batuk atau bersin karena ukurannya yang sangat kecil. Hasilnya menunjukkan bahwa ribuan droplet muncul setiap detiknya dengan ukuran 12-20 mikrometer yang kemudian mengering dan menyusut hingga 4 mikrometer lalu bertahan di udara. Rata-rata, droplet bertahan dalam ruangan tertutup selama 12-14 menit.
Pemodelan University of Nicosia dilakukan pada 1008 droplet dengan mempertimbangkan variabel seperti kelembaban, dorongan ketika batuk, interaksi liur dengan udara, penguapan droplet, dan lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa apabila tidak ada angiin sama sekali, droplet akan langsung jatuh ke permukaan. Apabila ada sedikit angin, droplet dapat terbang hingga enam meter dalam waktu hanya lima detik. Angin yang lebih kuat bahkan dapat membawa droplet terbang ke jarak yang sama dengan waktu kurang dari dua detik.
Menurut Dimitris Drikakis dari University of Nicosia yang terlibat dalam penelitian tersebut, angin pada tempat terbuka dapat mempengaruhi pola dan jarak pergerakan droplet. Hal ini yang perlu dipertimbangkan oleh masyarakat maupun pemerintah dalam beraktivitas saat ini.
Kedua studi tidak meneliti transmisi partikel virus Corona sesungguhnya melalui udara, namun karena Virus Corona umumnya menginfeksi saluran pernafasan dan dapat menyebar melalui droplet seperti influenza, hasil ini tetap patut menjadi perhatian. Adapun pertanyaan penting yang juga belum terjawab sesungguhnya adalah jumlah Virus Corona yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. Dengan tingkat penyebaran seperti saat ini, peneliti menduga bahwa jumlahnya tidak banyak.
So, stay safe everyone! Jangan lupa untuk selalu pakai masker, rajin mencuci tangan, serta jaga jarak dengan orang lain ya!
Sumber: https://spectrum.ieee.org/the-human-os/biomedical/imaging/six-feet-is-not-always-enough-how-saliva-droplets-spread-through-the-air